Jumat, 15 Juni 2012

CILACAP BERCAHAYA

Dear all,

Meskipun belum genap satu tahun mendiami kota Cilacap, namun kota ini cukup menarik perhatian. 
Kenapa? kota ini cukup "mungil" untuk ukuran sebuah kota, namun cukup "besar" untuk disebut sebagai Kabupaten. 

Cilacap dengan sesanti-nya Cilacap BERCAHAYA (Bersih, Elok, Rapi, Ceria, Hijau, Aman, Jaya), merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah dengan daerah yang luas. Berbatasan dengan batas wilayah sebelah selatan Samudra Indonesia, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Banyumas, Kabupaten Brebes, dan Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat, sebelah timur be rbatasan dengan Kabupaten Kebumen, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar Propinsi Jawa Barat. 

Dengan luas wilayah 225.360,840 Ha terbagi menjadi 24 Kecamatan, 269 desa, dan 15 kelurahan. Wilayah tertinggi adalah kecamatan Dayeuhluhur dengan ketinggian 6 meter dari permukaan air laut. 

Bicara tentang Cilacap, tidak enak rasanya jika tidak bicara tentang pulau Nusakambangan. Pulau ini memang tidak terlalu jauh dengan pantai Cilacap. Saya terus terang belum pernah  kesana, dan belum terlalu ingin mengunjungi pulau tersebut. 

Namun menurut masyarakat, pesisir pantai pulau tersebut cukup indah dan karena belum banyak penduduk disana, sehingga masih dapat dikatakan alami. 

Ini adalah foto situasi pantai kota Cilacap yang disebut Area 70 oleh masyarakat sekitar dan berseberangan dengan Pulau Nusakambangan ( maaf ada foto saya dan si kecil nebeng disitu.. :D )


Sejarah Kabupaten Cilacap
1. Zaman Kerajaan Jawa

Penelusuran sejarah zaman kerajaan Jawa diawali sejak zaman Kerajaan Mataram Hindu sampai dengan Kerajaan Surakarta. Pada akhir zaman Kerajaan Majapahit (1294-1478) daerah cikal-bakal Kabupaten Cilacap terbagi dalam wilayah-wilayah Kerajaan Majapahit, Adipati Pasir Luhur dan Kerajaan Pakuan Pajajaran, yang wilayahnya membentang dari timur ke arah barat :
- Wilayah Ki Gede Ayah dan wilayah Ki Ageng Donan dibawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
- Wilayah Kerajaan Nusakambangan dan wilayah Adipati Pasir Luhur
- Wilayah Kerajaan Pakuan Pajajaran.

Menurut Husein Djayadiningrat, Kerajaan Hindu Pakuan Pajajaran setelah diserang oleh kerjaan Islam Banten dan Cirebon jatuh pada tahun 1579, sehingga bagian timur Kerajaan Pakuan Pajajaran diserahkan kepada Kerajaan Cirebon. Oleh karena itu seluruh wilayah cikal-bakal Kabupaten Cilacap di sebelah timur dibawah kekuasaan Kerajaan Islam Pajang dan sebelah barat diserahkan kepada Kerajaan Cirebon.

Kerajaan Pajang diganti dengan Kerajaan Mataram Islam yang didirikan oleh Panembahan Senopatipada tahun 1587-1755, maka daerah cikal bakal Kabupaten Cilacap yang semula di bawah kekuasaan Kerajaan Islam Pajang diserahkan kepada Kerajaan Mataram .

Pada tahun 1595 Kerajaan Mataram mengadakan ekspansi ke Kabupaten Galuh yang berada di wilayah Kerajaan Cirebon.

Menurut catatan harian Kompeni Belanda di Benteng Batavia, tanggal 21 Pebruari 1682 diterima surat yang berisi terjemahan perjalanan darat dari Citarum, sebelah utara Karawang ke Bagelen. Nama-nama yang dilalui dalam daerah cikal-bakal Kabupaten Cilacap adalah Dayeuhluhur dan Limbangan.

2. Zaman Penjajahan Belanda

Pembentukan Onder Afdeling Cilacap (dua bulan setelah Residen Launy bertugas) dengan besluit Gubernur Jenderal D.De Erens tanggal 17 Juli 1839 Nomor 1, memutuskan :
"Demi kepentingan pelaksanaan pemerintahan daerah yang lebih rapi di kawasan selatan Banyumas dan peningkatan pembangunan pelabuhan Cilacap, maka sambil menunggu usul organisasi distrik-distrik bagian selatan yang akan menjadi bagiannya, satu dari tiga Asisten Resident di Karesidenan ini akan berkedudukan di Cilacap".

Karena daerah Banyumas Selatan dianggap terlalu luas untuk dipertahankan oleh Bupati Purwokerto dan Bupati Banyumas maka dengan Besluit tanggal 27 Juni 1841 Nomor 10 ditetapkan :"Patenschap" Dayeuhluhur dipisahkan dari Kabupaten Banyumas dan dijadikan satu afdeling tersendiri yaitu afdeling Cilacap dengan ibu kota Cilacap, yang menjadi tempat kedudukan Kepala Bestuur Eropa Asisten Residen dan Kepala Bestuur Pribumi Rangga atau Onder Regent. Dengan demikian Pemerintah Pribumi dinamakan Onder Regentschap setaraf dengan Patih Kepala Daerah Dayeuhluhur.

Bagaimanapun pembentukan afdeling memenuhi keinginan Bupati Purwokerto dan Banyumas yang sudah lama ingin mengurangi daerah kekuasaan masing-masing dengan Patenschap Dayeuhluhur dan Distrik Adiraja.

Adapun batas Distrik Adiraja yang bersama pattenschap Dayeuhluhur membentuk Onder Regentschap Cilacap menurut rencana Residen Banyumas De Sturier tertanggal 31 Maret 1831 adalah sebagai berikut:
Dari muara Sungai Serayu ke hulu menuju titik tengah ketinggian Gunung Prenteng. Dari sana menuju puncak, turun ke arah tenggara pegunungan Kendeng, menuju puncak Gunung Gumelem (Igir Melayat). dari sana ke arah selatan mengikuti batas wilayah Karesidenan Banyumas menuju ke laut. Dari sana ke arah barat sepanjang pantai menuju muara Sungai Serayu.
Dari batas-batas Distrik Adiraja dapat diketahui bahwa Distrik Adiraja sebagai cikal-bakal eks Kawedanan Kroya lebih besar dari pada eks Kawedanan Kroya, karena waktu itu belum terdapat Distrik Kalireja, yang dibentuk dari sub-bagian Distrik Adiraja dan sebagai Distrik Banyumas. Sehingga luas kawasan Onder Regentschap Cilacap masih lebih besar dari luas Kabupaten Cilacap sekarang.

Pada masa Residen Banyumas ke-9 Van de Moore mengajukan usul Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 3 Oktober 1855 yang ditandatangani Gubernur Jenderal Duijmaer Van Tuist, kepada Menteri Kolonial Kerajaan Belanda dalam Kabinet Sreserpt pada tanggal 29 Desember 1855 Nomor 86, dan surat rahasia Menteri Kolonial tanggal 5 Januari 1856 Nomor 7/A disampaikan kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Usul pembentukan Kabupaten Cilacap menurut Menteri Kolonial bermakna dua yaitu permohonan persetujuan pembentukan Kabupaten Cilacap dan organisasi bestir pribumi dan pengeluaran anggaran lebih dari F.5.220 per tahun yang keduanya memerlukan persetujuan Raja Belanda,setelah menerima surat rahasia Menteri Kolonial Pemerintah Hindia Belanda dengan besluit Gubernur Jenderal tanggal 21 Maret 1856 Nomor 21 antara lain menetapkan Onder Regentschap Cilacap ditingkatkan menjadi Regentschap (Kabupaten Cilacap)
Daftar Nama Bupati Cilacap :

  1. R. Tumenggung Tjakra Werdana II (1858-1873)
  2. R. Tumenggung Tjakra Werdana III (1873-1875)
  3. R. Tumenggung Tjakra Werdana IV (1875-1881)
  4. R.M Adipati Tjakrawerdaya (1882-1927)
  5. R.M Adipati Arya Tjakra Sewaya (1927-1950)
  6. Raden Mas Soetedjo (1950-1952)
  7. R. Witono (1952-1954)
  8. Raden Mas Kodri (1954-1958)
  9. D.A Santoso (1958-1965)
10. Hadi Soetomo (1965-1968)
11. HS. Kartabrata (1968-1974)
12. H. RYK. Moekmin (1974-1979)
13. Poedjono Pranyoto (1979-1987)
14. H. Mohamad Supardi (1987-1997)
15. H. Herry Tabri Karta, SH (1997-2002)
16. H. Probo Yulastoro, S.Sos, MM, M.Si (2002-2009) 

17. H. Tatto Suwarto Pamuji (2011-sekarang).
Kondisi Kota Cilacap 
Ada apa di kota Cilacap? meski pusat hiburan tidak terlalu banyak seperti di kota-kota besar lainnya (contoh Kota Balikpapan-kota saya sebelumnya), namun tidak disangka kota ini menyimpan pusat industri yang "lumayan". 
Pertamina  Pengolahan terdapat di kota ini yang berbatasan dengan laut. Indah bukan?

 

Industri besar lainnya yang terdapat di kota ini adalah Pabrik Semen Holcim Indonesia
Kemudian di samping itu, masih banyak homemade industri lainnya yang menjamur.  dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Makanan ciri khas kota ini apa ya? Pasti anda bilang "TEMPE MENDOAN". Awalnya saya juga berpikir seperti itu, karena memang di Balikpapan, saya belum pernah "mencicip" yang namanya tempe mendoan, dan ternyata... "not bad" 
Suami saya sangat menyukai tempe mendoan (tergantung cara masaknya :) ). Tempe mendoan, sama dengan tempe lainnya, namun tempe ini cukup dipotong agak besar dan sangat tipis... dan digorengnya dengan bumbu sedikit agak  "lemes". 
Tapi jangan salah, ternyata bukan tempe mendoan yang jadi ciri khas kota ini, melainkan "KRIPIK SUKUN", yang terbuat dari sukun. Makanan ini cukup familiar diantara para pendatang dan banyak dijajakan di pusat oleh-oleh kota Cilacap. 
Kalau anda ingin berjalan-jalan di pusat perbelanjaan, jangan berharap akan menemui mall sekelas Mall Grand Indonesia, atau mall-mall lain di jakarta atau kota besar lainnya. Pusat perbelanjaan di Cilacap untuk mencari sandang dan pangan adalah di Mall RITA, cukup untuk memenuhi kebutuhan. Namun jika ingin "cuci mata" , anda bisa ke Kota Purwokerto yang jaraknya cukup ditempuh selama 1 - 1,5  dari Cilacap.
Untuk yang gemar berolahraga, wah  disini sangat pusat berolahraga. Anda suka Jalan sehat? Lari pagi? cukup di Alun-alun pendopo Kabupaten. Berenang? Bisa di kolam renang Kompleks Pertamina - Donan, atau di hotel Mutiara dan Hotel Wijayakusuma (terdapat kolam renang untuk anak). Bowling? bisa digedung bowling Kompleks Perumahan Pertamina. Atau yang suka Basket, Badminton, tenes, bisa di Kompleks Perumahan Pertamina Donan dan Kompleks Pertamina Gunung Simping, termasuk anda yang gemar futsal dan sepak bola, di Kompleks Pertamina cukup lengkap fasilitasnya. Namun untuk masuk kesana harus memenuhi aturan ya.... :)
Ada lagi fasilitas golf untuk para Golfer Mania, di Tritih Golf, bisa disebut surga nya para Golfer, dengan alur area golf termasuk driving range nya. 




Dan yang cukup membuat hidup anda nyaman disini adalah harga bahan-bahan sayur  mayur yang muraaaaah.... dan dijamin segar. Ada  beberapa pasar tradisional yang dapat anda kunjungi di akhir minggu, dan anda dapat melakukan tawar menawar dengan penjualnya. 
Satu lagi yang pada saat saya datang ke kota Cilacap, membuat saya agak sedikit geli... logat berbahasanya yang sangat "banyumas", dimana anggapan saya awalnya adalah bahasa yang digunakan adalah sangat halus seperti keraton solo atau jogja, ternyata tidak. 
Untuk para pendatang, maka ada rekomendasi hotel yang dapat dikunjungi seperti Hotel Mutiara yang cukup agak dekat dengan pusat kota tinggal naik angkot saja sebentar. atau Hotel Dafam, salah satu hotel baru dengan bentuk arsitekturnya yang lebih modern. 

Dan untuk berkunjung ke Cilacap ada 2 cara yang dapat ditempuh yakni melalui :
a. jalan darat  : Kereta Api baik dari arah Jakarta, Bandung, Yogja, Solo, Surabaya; melalui Bis  atau travel dari arah Yogya (5-6 jam perjalanan), Surabaya (1 malam), Malang (1 malam), Semarang (7 jam), Solo (6 jam), Bandung (5-6 jam)
b. jalur udara : bisa melalui maskapai penerbangan Susi Air dan naik turunnya di Bandara Tunggul Wulung - Cilacap. Namun untuk penerbangan rute Jakarta (bandara Halim) - Cilacap saja dengan jadwal yang telah ditentukan.

Jika ada para blogger yang hendak ke cilacap, ini bisa dijadikan salah satu referensi.

salam

1 komentar: